Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Konsumsi gluten bagi yang alergi berisiko picu kerusakan pencernaan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 10:22:28【Sehat】288 orang sudah membaca
PerkenalanWaffle gandum utuh diambil dari cengakan waffle. ANTARA/Shutterstock/pri.Jakarta (ANTARA) - Ahli giz

Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si mengangakan mengonsumsi gluten bagi seseorang yang rentan alergi termasuk penderita celiac atau autoimun, berisiko mengalami kekurangan nutrisi tertentu akibat sistem pencernaan terganggu.
Menurut dokter lulusan dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) itu kerusakan sistem pencernaan atau usus pada penderita celiac, konsumsi gluten berulang dapat merusak vili atau tonjolan halus di usus halus.
“Sehingga menghambat penyerapan nutrisi seperti zat besi, vitamin B12, kalsium, folat, dan lain-lain. Kerusakan ini bisa timbul perlahan dan menyebabkan malabsorpsi atau gangguan penyerapan kronis,” kata Lucy kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Lucy mengangakan beberapa risiko atau konsekuensi jika seseorang yang rentan terhadap gluten mengonsumsinya seperti mengalami anemia atau gangguan pertumbuhan.
“Karena usus rusak, penyerapan zat gizi terganggu, seseorang bisa mengalami defisiensi zat besi atau anemia, kekurangan vitamin, massa tubuh menurun, pada anak dapat terjadi pertumbuhan terhambat,” ujarnya.
Komplikasi sistemik atau organ lain juga menjadi risiko, misalnya osteoporosis karena gangguan penyerapan kalsium dan vitamin D, infertilitas, kerusakan saraf, kelelahan kronis, dan manifestasi ekstraintestinal lainnya.
Baca juga: Kenali gejala-gejala yang dapat muncul akibat alergi gluten
Risiko peradangan atau iritasi dan gejala akut, kata Lucy, bila reaksi segera muncul, bisa berupa nyeri perut, diare, kembung, mual, muntah, bahkan reaksi alergi (pada kasus alergi gandum).
“Kualitas hidup menurun, gejala berulang seperti kembung, nyeri, kelelahan, hingga gangguan mood, ‘brain fog’ (kesulitan konsentrasi), nyeri sendi, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,” imbuh dia.
Dokter yang pernah sebagai evaluation specialistpada Tim TP2S Kantor Sekretariat Wakil Presiden (2019–2021) itu menjelaskan beberapa sumber umum makanan yang mengandung gluten, seperti gandum dan varietasnya yaitu tepung terigu, gandum utuh, spelt, kamut, farro.
Kemudian barley (jelai), produk tepung (roti, kue, biskuit, donat) yang menggunakan tepung gandum atau tepung campuran yang mengandung gluten, pasta yang berbahan gandum, sereal (jika menggunakan gandum, barley, malt).
“Penggunaan bersama (cross-contamination) ketika makanan bebas gluten tercemar tepung atau debu gluten dari alat dapur yang sama,” ujar dia.
Baca juga: Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
Lebih lanjut, Lucy menambahkan gejala-gejala penting yang harus diwaspadai terutama bagi orang awam jika muncul setelah mengonsumsi makanan yang seharusnya bebas gluten seperti gejala pencernaan, yaitu nyeri atau kram perut kembung, diare atau sering buang air besar cair, konstipasi, mual atau muntah dan nafsu makan berkurang.
Sementara gejala umumnya seperti kelelahan berlebihan, sakit kepala atau migrain, nyeri sendi, otot, kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki, hingga ruam, gatal pada kulit, dermatitis.
Menurut Lucy, dalam kasus alergi gandum reaksi biasanya cepat, dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah konsumsi (termasuk gejala seperti gatal, pembengkakan, reaksi alergi akut.
Dalam kasus sensitivitas non-celiac, gejala sering muncul beberapa jam hingga satu atau dua hari kemudian setelah konsumsi gluten.
“Sebagai ilustrasi, gluten biasanya dikeluarkan dari tubuh dalam 1–2 hari, tapi efek dan gejala yang timbul dari paparan gluten bisa bertahan jauh lebih lama. Tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan pun tergantung pada reaksi yang timbul dalam tubuh setiap orang,” jelas dia.
Baca juga: DPR minta BPOM tindak tegas soal penipuan "bakery" bebas gluten
Baca juga: 7 manfaat tepung almond untuk kesehatan, bebas gluten!
Suka(3)
Sebelumnya: Makan Bergizi Gratis dan ujian kepercayaan publik
Selanjutnya: Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG
Artikel Terkait
- Anggota DPR usul bentuk tim pemeriksa pastikan MBG aman
- Wilayah Caoxian di China Timur jadi pusat ekonomi hewan peliharaan
- 36 SPPG MBG di daerah 3T Lampung segera dibangun
- Nikita keberatan terhadap vonis empat tahun & denda Rp1 miliar
- BSI: Pembiayaan yang disalurkan ke UMKM sudah capai Rp52,01 triliun
- Ngak perlu biaya mahal, Ini cara bikin "black garlic" sendiri di rumah
- Tradisi unik negara
- Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
- JEF 2025 dinilai jadi ruang pelaku ekraf dorong ekonomi Jakarta
- Ngak perlu biaya mahal, Ini cara bikin "black garlic" sendiri di rumah
Resep Populer
Rekomendasi

BKSDA Sampit lepas liarkan lutung diduga korban tabrak lari

Bukan sekadar pesta kostum, ini sisi positif Halloween yang jarang diketahui

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator

Dompet Dhuafa salurkan 3.840 paket bantuan pangan untuk Palestina

Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat

Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel

Pemkab Tangerang percepat penerbitan SLHS untuk SPPG

Stroke di usia muda bertambah dipengaruhi beban kerja tinggi